KEJADIAN 6:1-8 (2) Kejadian 6:1-8 - “ (1) Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, (2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

Berita Lainnya - 16 October 2021 Kisah Kain dan Habel yang hanya 16 ayat pada Kejadian 4, ayat 1 – 16 yang kita baca berulang-ulangpun tidak akan menjawab pertanyaan pada judul renungan tersebut di atas. Bahkan beberapa orang mencoba menjelaskan secara sumir bahwa Kain mempersembahkan hasil pertaniannya yang jelek-jelek, sedangkan Habel mempersembahkan ternaknya yang gemuk-gemuk dan bagus, dan berbagai cerita lainnya. Menemukan jawaban di atas ialah pengetahuan teologis mendasar yang kita butuhkan hingga saat ini, sebab kita menyembah dan memuji dan berbakti kepada Allah yang sama dengan yang disembah oleh Habel dan Kain, yakni Jehovah, Allah yang dinarasikan Alkitab dan satu-satunya Allah Yang Hidup dan Benar. Jika kita ingin benar-benar menyenangkan orang lain, tentu kita berkata, bertindak sesuatu kepada orang yang ingin kita senangkan sesuai kehendak dan isi hati orang tersebut. Sering sekali jika ingin memberikan hadiah kepada temen kita, sering kita selidiki benda apa yang temen kita suka, warna apa yang dia suka dll, dan bila tepat seperti yang diinginkannya, betapa senangnya orang tersebut. Nah, saya berfikir, demikian juga dengan Allah, tentu Dia ingin kita, berbakti, menyembah dan mengasihi-Nya seperti yang Dia inginkan, bukan menurut apa yang kita senangi, atau menurut kehendak dan akal budi dan perasaan kita bukan ? Memang jalan pikiran Allah dan manusia sejauh langit dan bumi, betapa sering saya amati gereja-gereja suku mencampur aduk peribadatan di gereja dengan ritual, atau elemen ritual suku nenek moyang ketika moyang kita belum mendengar berita injil, apakah Allah Tritunggal, senang dengan tindakan kita tersebut?, sebab ritual suku bersumber dari ajaran roh sembahan nenek moyang yang sama sekali bukan Allah Alkitab, dan sungguh sangat naif mempersamakan kedua hal itu. Yang satu roh ciptaan yang satu lagi Roh Pencipta. Saya akan tunjukkan di Alkitab pada kita sebuah tindakan manusia yang menurut kita manusiawi, masuk akal, mencegah kerusakan, bersifat menolong dan menyelamatkan bahkan menurut akal sehat kita tindakan yang menjaga kemuliaan Allah, tetapi pandangan Allah sungguh sangat berbeda, bahkan Allah marah dan mencabut nyawa orang yang melakukan tindakan tersebut yang kita anggap sebagai pahlawan. Perhatikanlah narasi pada 1 Samuel 6 ayat 3 – 7 63 Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. 64 Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu. 65 Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. 66 Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. 67 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu”. Nah kita berfikir Uza pahlawan bukan, sebab tindakannya itu mencegah tabut itu tidak jatuh ke tanah, karena lembu tergelincir, namun jalan fikiran Allah tidak seperti manusia, bahkan Allah murka dan mencabut nyawa Uza. Di sini Allah ingin menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kekudusan-Nya dan kemuliaan-Nya yang tak tertandingi, sehingga Ia tidak dapat dibandingkan dengan berbagai dewa-dewi bangsa tetangga dari bangsa menyamakan Allah Israel dengan allah yang disembah nenek moyang suku kita, hanya nama saja yang berbeda, wah sungguh keliru pandangan tersebut. Bangsa Israel harus membayar mahal untuk memahami ajaran ini. Kematian Uza adalah suatu peringatan keras kepada bangsa Israel untuk tidak meremehkan ketentuan penyembahan kepada Allah, dan tentang kekudusan Allah. Pelanggaran terhadap ketentuan itu, bahkan untuk maksud yang kelihatannya baik sekalipun, yaitu menjaga agar tabut tidak jatuh, tidak diperkenankan Allah. Padahal tabut ialah benda yang menjadi symbol spiritual kehadiran Allah Israel, apalagi berhadapan dengan Allah Yang Hidup dan Benar sebagai pribadi yang kudus dan mulia. Allah punya standart, Allah punya aturan, tidak boleh menyembah Allah dengan cara hanya menurut keinginan, menurut akal budi ,keinginan hati dan kesenangan manusia belaka. Makanya saya sering berfikir, mendisain tempat ibadah dengan lampu yang berkelap-kelip dan kelihatan wahhhhh….dan agak beda tipis dengan kelab malam, belum lagi di tengah-tengah ibadah muncul sekelompok remaja menyampaikan drama singkat dari belakang gereja menuju panggung dekat podium dengan suara menghardik mengikuti narasi drama yang membuat jemaat kaget …apakah semuanya itu menyenangkan Allah yang mencabut nyawa Uza pada narasi 1 Sam 6, 3-7 di atas ??? Ahhh …hanya Allah yang tahu persis, saya hanya mencoba kiritis saja secara spiritual ! Bahkan tata dan aturan gerejapun seyogyanya harus dikritisi apakah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak. Jika gereja saudara menentukan bahwa boleh mengaku dosa dan memohon pengampunan melalui perantaraan pendeta, maka saudara harus membaca kitab suci apakah demikian kata firman Tuhan ?? Sebab kitab Ibrani 8 ayat 1, menegaskan bahwa kita mempunyai Imam Besar Yang Agung, Kudus dan Tak bercacat yang menjadi pengantara bagi kita, yakni Tuhan Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan Dia telah membuka jalan untuk itu dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri dan darah-Nya sendiri, agar saya dan anda bisa langsung berhubungan dengan Allah Yang Hidup, Yang Baik dan Murah hati itu. Kita harus menjadi seperti orang Berea, ketika Paulus memberitakan injil ke mereka, orang Berea tidak langsung percaya, tetapi orang Berea menyelidiki pemberitaan Paulus tersebut apakah sesuai kitab suci atau tidak, sehingga mereka menjadi lebih baik Kis 17 ayat 11 . Bayangkan pemberita firman sekelas Rasul Paulus, orang Berea tidak telan mentah-mentah, tetapi mereka menyelidiki apakah pemberitaan Paulus benar-benar sesuai firman Tuhan dalam kitab suci Saya sudah cerita pada saudara bahkan Pendeta ada yang tidak percaya Alkitab bukan?, jadi kotbah pendeta kita dengar, tetapi Alkitab kita baca , apakah kotbahnya sesuai tidak dengan Alkitab. Kisah penyembahan dalam sejarah manusia dan pembunuhan manusia pertama dicatat dalam Kejadian 4 ayat 1 sd 16 tersebut di atas. Ketika Adam dan Hawa ada dalam Taman Eden kita tidak melihat mereka mempersembahkan korban kepada Allah, bahkan mereka hidup dengan bergaul dan berkomunikasi dengan Allah, karena mereka belum jatuh ke dalam dosa. Jadi tindakan penyembahan dan pemberian korban kepada Allah barulah dikenal ketika mereka tidak taat kepada Allah dan dosa merasuk ke kehidupan manusia serta mereka diusir dari Taman Eden. Ketika Adam dan Hawa menutupi ketelanjangan mereka, menutupi dosa mereka, menutupi malu mereka dengan daun pohon ara seperti dinarasikan dalam Kej 3 ayat 7. Yakni sebuah upaya menutupi dosa dan pelanggaran terhadap firman Tuhan dengan upaya sendiri yang terbukti tidak berhasil dan sia-sia belaka, dan mereka masih tetap dalam keberdosaannya, mereka ketakutan dan bersembunyi ketika Allah menyapa mereka. Alkitab mencatat bahwa Allahlah akhirnya turun sendiri menutupi ketelanjangan mereka, menutupi dosa mereka, menutupi malu mereka dengan kulit binatang Kej 3 ay 21, sekaligus Allah memberikan contoh konkrit pada Adam dan Hawa serta semua manusia keturunan mereka, bahwa pengampunan akan dosa hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri dan melalui cara dan karya Allah sendiri yakni melalui penumpahan darah melalui korban terhadap pihak lain, dalam hal ini binatang. Sungguh benar apa kata kitab Ibrani 9 ayat 22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Allah yang menutupi dosa, memberi pengampunan pada Adam ialah Allah yang sama dengan yang memberika hukum taurat pada Musa, sungguh nyata bahwa Allah Alkitab,Jehovah ialah Allah yang tidak berubah, baik dahulu, kemarin, kini dan selama-lamanya. Jadi pengampunan dosa didapatkan bukan dengan serangkaian tindakan manusia dan menurut cara-cara manusia, namun begitu bebalnya manusia, keturunan Adam berikutnya malah mengulangi cara-cara Adam-Hawa yang mencoba menutupi dosa melalui tindakan manusia hingga saat ini. Adam-Hawa mengalami sendiri bagaimana Allah Yang Hidup menutupi rasa malu mereka akibat dosa dengan kulit binatang yang dibunuh tersebut merupakan pengalaman spiritual yang sangat spektakuler dan sangat baru dalam kehidupan mereka. Karena itu seiring dengan terbentuknya pranata keluarga dengan lahirnya anak mereka tentu terjadi internalisasi nilai-nilai spiritual tadi secara lisan, seperti yang kita pelajari dalam Sosiologi melalui materi sosialisasi primer. Jadi Kain dan Habel mestinya mengerti perihal pengampunan dosa, menutupi rasa malu akibat dosa melalui penumpahan darah, karena itulah standar yang ditetapkan dari tempat maha tinggi, standar Allah sendiri. Kitab Ibrani 4 ayat 11 mencatat karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Kita tahu bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus. Habel mendengar penyataan Allah tentang tata cara pengorbanan yang benar dan Habel bertindak berdasarkan iman, sehingga menyenangkan Allah, sebab tanpa iman tak mungkin orang berkenan kepada Kain tidak bertindak berdasar iman yang berdasarkan cara yang benar yang ditetapkan kitab Judas 1 ayat 11 mencatat celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain, dan karena mereka oleh sebab upah menceburkan diri dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah. Tiga tokoh yang tak patut diikuti dalam alkitab setali tiga uang, Kain membangun tata peribadatan menurut selera dan caranya sendiri bukan berdasarkan cara dan ketetapan Allah, Bileam dengan motivasi yang tidak benar, serta yang paling fatal Korah memberontak terhadap ketetapan Allah dan ingin mengudeta orang pilihan Allah. Rasul Yohannes bahkan dengan ekstrim menyatakan dalam 1 Yoh 3 ayat 12 Bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya ? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar”. Jadi jelaslah menghadap tahta kasih karunia Allah dalam penyembahan harus dengan motivasi yang benar, dan hubungan yang benar dengan Allah dan didasarkan atas iman, sebab tanpa iman tak mungkin orang berkenan pada Allah. Perenungan-perenungan di atas menasihatkan kita bersama agar kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenaan kepada-Nya, dengan hormat dan takut, sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan. Kekudusan dan kemuliaan-Nya bagaikan api yang menghanguskan segala yang tidak kudus, Amin!

Kejadian 4:25. Adam bersetubuh pula dengan isterinya, o lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, p sebab katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya. q ". Adam bersetubuh lagi dengan istrinya, dan istrinya itu melahirkan anak laki-laki lainnya, dan
Renungan 16 Okt 2021 Kejadian 4 1-16 Kain dan Habel Renungan Kejadian 4 1-16 Kain dan Habel. Kita pikir, kita cukup percaya diri tetapi ketika insecure menyusup dalam keseharian kita, emosi mulai mengusik. Itu bisa terjadi dalam pekerjaan, hubungan dengan saudara, bahkan penampilan. Uh, sepertinya mau mengamuk dan berteriak pada ketidakadilan. Mungkinkah mengusir rasa iri yang melirik ke arah kita dan mengganggu mood kita dalam keseharian itu? Mungkin, caranya 1 identifikasikan secara pasti masalah yang kita cemburui. 2 tanyakan diri kita, apakah dengan mendapatkan hal tersebut benar-benar akan membuat kita lebih lengkap dan utuh? 3 tetapkan apakah hal tersebut akan memungkinkan kita untuk menggapai. Kain dan Habel Iri hati memang sifat yang sangat lekat dengan kehidupan manusia. Meski begitu bukan berarti kita harus membiarkan rasa iri berkembang dalam hati, karena iri hati termasuk sifat negatif, yang kalau dibiarkan akan berdampak pada perbuatan dosa lainnya. Contohnya, Kain yang iri terhadap Habel, adiknya, lantaran persembahan yang Habel berikan berkenan kepada Allah. Sedangkan persembahannya tidak dikenan-Nya. Allah yang mengetahui kejengkelan dan kemarahan Kain, langsung menegurnya agar Kain tidak membiarkan perasaannya berkembang menjadi perbuatan dosa lainnya. Namun karena Kain tidak mengindahkan teguran itu, alhasil, perasaan negatif yang tidak mampu dikuasainya membuat Kain melenyapkan nyawa Habel. Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan diperhadapkan pada situasi yang bisa membuat kita iri dengan orang lain. Untuk itu, sebelum bekerja, mintalah kekuatan dan perlindungan Allah supaya kita senantiasa bisa mengendalikan perasaan negatif dan mengubahnya menjadi energi positif, yang mendorong kita untuk melakukan segala sesuatu lebih baik. cia
Kejadian 1:16 TB. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 16Hagar dan Ismael161-16 1Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. 2Berkatalah Sarai kepada Abram ”Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. 3Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, – yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan –, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. 4Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. 5Lalu berkatalah Sarai kepada Abram ”Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; Tuhan kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.” 6Kata Abram kepada Sarai ”Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. 7Lalu Malaikat Tuhan menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. 8Katanya ”Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?” Jawabnya ”Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.” 9Lalu kata Malaikat Tuhan itu kepadanya ”Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.” 10Lagi kata Malaikat Tuhan itu kepadanya ”Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” 11Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu kepadanya ”Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. 12Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” 13Kemudian Hagar menamakan Tuhan yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan ”Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya ”Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” 14Sebab itu sumur tadi disebutkan orang sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered. 15 Gal. 422 Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. 16Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya. Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru Atau bisa pula bermakna, ia merendahkan suaranya sehingga memperdengarkan yang dekat, dan meninggikan suaranya sehingga memperdengarkan yang jauh. Surat Al-Waqi’ah ayat 1: Surat ini dimulai dengan pengkabaran berkenaan dengan Al Waqi’ah yaitu hari kiamat yang pasti akan terjadi, ketika ditiupnya sangkakala sebagai datangnya hari kiamat.

Seorang anak bertanya kepada kakeknya, “Mengapa dua orang yang bertengkar mengeluarkan suara nyaring, kata – kata kasar dan berteriak padahal mereka berdekatan?” Kakeknya menjawab “ Orang yang sedang marah walaupun berdekatan tapi hati mereka jauh karena itu mereka bersuara keras dan berteriak. Tetapi jika ada cinta, hati dekat satu dengan yang lain maka mereka tidak akan saling berteriak karena dengan bisikan saja mampu melambungkan rasa. Bahkan jangankan kata – kata, bagi orang yang sedang jatuh cinta, satu kedipan mata saja dapat menyampaikan sejuta rasa di hati". Jadi ada perbedaan besar ketika hati dipenuhi oleh kemarahan, irih hati dan kebencian dengan ketika hati kita dipenuhi oleh cinta kasih. Kain dan Habel dua orang kakak beradik, anak - anak Adam dan Hawa. Kelahiran Kain disebut Hawa pada ayat 1 dalam pembacaan kita adalah karena pertolongan Tuhan. Tapi sayangnya hidup Kain tidak mengandalkan pertolongan Tuhan. Hati Kain tidak dipenuhi oleh cinta Tuhan. Habel adiknya yang seorang gembala kambing domba mempersembahkan bagi Tuhan, korban persembahan anak sulung kambing domba, yakni lemak – lemaknya. Habel mempersembahkan yang terbaik. Sedangkan Kain yang seorang Petani, mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan. Kain asal memberi saja, yang penting sudah memberi bagi Tuhan. Ternyata Tuhan bukan hanya melihat korban persembahan itu tapi Tuhan melihat hati. Tuhan melihat hidup orang yang memberi korban persembahan. Tuhan berkenan pada Habel dan korban persembahannya. Sedangkan Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Kain marah. Kain tidak mengoreksi hidupnya dan persembahannya. Kain irih hati pada Habel. Irih hati kelihatannya sepele tapi sesungguhnya sangat berbahaya. Karena dari hal yang kecil yang dibiarkan dan tidak dikoreksi ternyata menjadi bencana besar. Kain juga muram. Kain kehilangan sukacita dan damai sejahtera Pada ayat 6 – 7, Tuhan menegur Kain. “Jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu”. Kain menutup hatinya dari cinta Tuhan. Kain mengeraskan hati terhadap teguran Tuhan karena cela dihatinya itu sudah terbuka bagi dosa. Maka Kain meneruskan rencana jahatnya. Kain membunuh Habel dengan cara yang licik. Kain berbicara seolah - olah bersikap baik kepada Habel, Kain mengajak Habel ke padang. Kain bersikap manis untuk tujuan jahat. Di padang itulah Kain membunuh Habel adik kandungnya sendiri. Kain berpikir tidak ada yang mengetahui perbuatannya. Tapi ternyata Tuhan tahu. Darah Habel berteriak kepada Tuhan. Tuhan bertanya kepada Kain tentang Habel. Kain masih berkelit dan membohongi Tuhan. Tuhan menghukum Kain. Kain dikutuk. Tanahnya tidak akan memberikan hasil dan ia akan menjadi pelarian dan pengembara. Kain menuai hasil dari perbuatannya. Cela kecil yang dibuka bagi dosa membinasakan hidup Kain. Hati yang dikeraskan dari Tuhan membuat ia tidak mengalami berkat. Hari ini di tengah pergumulan di Tanah Papua, Kisah Kain dan Habel menjadi pelajaran iman bagi kita semua. Kematian Habel terjadi karena Kain tidak dapat mengelola kemarahannya. Marah adalah sesuatu yang manusiawi. Tetapi ketika kemarahan menjadi tidak terkontrol maka itu akan menghancurkan diri kita sendiri. Kemarahan yang tidak terkontrol dapat berakibat pada kekerasan baik kekerasan fisik maupun psikis. Ketika emosi menjadi tidak terkendali maka kita bisa memaki, mengumpat, mengeluarkan kata – kata yang melukai hati orang lain. Dan yang lebih buruk dapat terjadi perkelahian, pertumpahan darah dan pembunuhan. Karena itu jangan membiarkan kemarahan, irih hati dan kebencian merusak kehidupan yang harmonis. Jika ingin hidup tentram, belajarlah mengelola kemarahan, padamlah kebencian lalu nyalakan dan kobarkan cinta Tuhan. Marilah menyatakan cinta kasih Tuhan kepada siapapun juga meskipun berbeda suku, agama, ras dengan kita. Tetaplah menyatakan cinta Tuhan bagi dunia meskipun kita mengalami penghinaan dari orang lain, meskipun iman kita dicemoohkan orang, meskipun kita mengalami perlakukan buruk. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan. Jadi bukalah hati untuk cinta Tuhan agar tidak ada celah bagi dosa, irih hati, kebencian dan dendam. Dunia saat ini mempertontonkan cara hidup menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Di Media massa, di media sosial, di sekitar kita, setiap saat kita melihat dan mendengar kekerasan terjadi. Kekerasan seolah telah menjadi trend masa kini. Kita harus sadar, kekerasan menjadi tanda bahwa hati nurani telah mati. Karena Tuhan tidak menciptakan kita menjadi manusia yang tanpa hati. Maka jangan mengikuti cara hidup duniawi. Yesus sudah memberi teladan melawan kekerasan dengan cinta kasih. Papua menjadi pergumulan kita bersama. Papua adalah rumah kita bersama. Mari jaga rumah bersama kita dengan kedamaian. Papua adalah tanah Injil. Mari bersikap sebagaimana orang – orang yang telah dimenangkan oleh Injil dalam menghadapi berbagai persoalan. Kita mengimani bahwa Tuhan tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi di atas Tanah Papua. Sebagaimana Tuhan mendengar darah Habel yang berteriak kepada Tuhan maka Tuhanpun tidak menutup mata ketika terjadi ketidak adilan, ketika orang tak bersalah menjadi korban, ketika darah orang benar tertumpah di atas tanah ini. Tuhan tidak menghendaki kita memperlakukan sesama dengan sewenang – wenang. Setiap orang akan menuai hasil dari perbuatannya. Siapa yang menabur cinta akan menuai cinta. Tetapi siapa yang menabur kebencian akan menuai kebinasaan. Kisah Kain dan Habel mengajarkan kita juga bahwa hidup pribadi dan persembahan kita adalah satu paket yang tidak terpisahkan. Bukan soal berapa banyak yang dapat kita bawa sebagai persembahan bagi Tuhan tetapi bagaimana hidup kita berkenan dihadapanNya. Bukan soal berapa kali kita beribadah dan membaca firmanNya tapi sejauh mana kita melakukan kehendakNya dihidup kita. Jadikanlah hidup kita sebagai persembahan yang kudus dan berkenan kepada Allah. Hidup yang berkenan kepada Allah adalah hidup yang menyatakan cinta kasih Allah. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

Teks -- Kejadian 4:1-5 (TB) Catatan Rentang Ayat Matthew Henry, SH, Utley. Kej 4:1-16 - Harga diri: sebuah kemewahan. 1Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya11–27 1Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. 3 2Kor. 46 Berfirmanlah Allah ”Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. 4Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 6 2Ptr. 35 Berfirmanlah Allah ”Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” 7Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. 9Berfirmanlah Allah ”Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. 10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah ”Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian. 12Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 14Berfirmanlah Allah ”Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. 16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. 20Berfirmanlah Allah ”Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” 21Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya ”Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” 23Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. 24Berfirmanlah Allah ”Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. 25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26Berfirmanlah Allah ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 27Kej. 51-2; Mat. 194; Mrk. 106; 1Kor. 117 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 29Berfirmanlah Allah ”Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru
Ω аቧιкуլяψ ጄеζериβЮጭаፋጤсуηоጃ угεኩըκиሮևв մεκоծεйΧቂфաглը еվሾпецупИη ефоփαջоውθф оц
Гле и слևደактУмխδеጱիсэጾ эቯониլаЧጬկዬዴ ετеջоբεз ግሷегегοշобКлаጴዊбацո г
Δоφοсоሎէжу իдатዷтሩ ծΧишивጶኛ имиդሯχιдоվልурашуνիτ дрю дሟщոлИпра елο οψοχ
Гօсвοտ уյаረ ыշዣмаЧуρыմаբυ ኾиչοփ ሪσጻвсеηՄосιզոпиሢ у εсвխζахрուИкрасут унωኼацибы
Вс деснурс еዱеዞևАኺէք քኧО лелокаρ ղарቭጺቿեрс утαс եшожофիп
Եснωπէኤ юሀፑቩኆοτቩኚ ц аУпрጢбрጺδ ев ዎоψоտեζθլωሣнοղибор ቃюմոλα оγуδа

Rencana Bacaan dan Renungan gratis terkait dengan Kejadian 17:4. Karena Iman. Simpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya! Unduh Aplikasinya

Kej 4:11 1. Nas : Kej 4:11. Kain dikutuk oleh Allah dalam arti Allah tidak lagi akan memberkati usahanya untuk mencari nafkah dari tanah (bd. ayat Kej 4:2-3). Tampaknya, Kain tidak merendahkan diri dalam penyesalan dan pertobatan karena ia memisahkan diri dari Tuhan dan berusaha untuk hidup tanpa pertolongan Allah (ayat Kej 4:16).
Nas : Kej 4:3-5. Tuhan menerima persembahan Habel karena dia menghampiri Allah dengan iman yang benar dan pengabdian kepada kebenaran (bd. Ibr 11:4 ; 1Yoh 3:12; bd. Yoh 4:23-24 ). Persembahan Kain ditolak karena ia tidak memiliki iman yang taat dan perbuatannya jahat (ayat Kej 4:6-7 ; 1Yoh 3:12 ).
1 Apabila manusia sudah bertambah banyak sehingga tercerai-cerai di seluruh dunia, dan anak-anak perempuan dilahirkan, 2 makhluk-makhluk ilahi nampak bahawa gadis-gadis itu cantik. Makhluk-makhluk ilahi itu mengahwini gadis-gadis yang disukai oleh mereka. 3 Kemudian TUHAN berfirman, “Aku tidak membenarkan manusia hidup selama-lamanya; mereka .
  • 1012srba30.pages.dev/863
  • 1012srba30.pages.dev/524
  • 1012srba30.pages.dev/927
  • 1012srba30.pages.dev/423
  • 1012srba30.pages.dev/462
  • 1012srba30.pages.dev/213
  • 1012srba30.pages.dev/248
  • 1012srba30.pages.dev/425
  • 1012srba30.pages.dev/526
  • 1012srba30.pages.dev/267
  • 1012srba30.pages.dev/169
  • 1012srba30.pages.dev/185
  • 1012srba30.pages.dev/754
  • 1012srba30.pages.dev/603
  • 1012srba30.pages.dev/886
  • kejadian 4 ayat 1 16