TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kali ini cerita rakyat Indonesia dari Maluku yakni cerita rakyat Maluku berjudul legenda Buaya Putih di Danau Tolire, sekaligus petunjuk traveling ke Danau Tolire. Konon, legenda Buaya Putih menjadi bagian tak terpisahkan dari Danau Tolire, konon danau berwarna kehijauan tersebut adalah tempat tinggal buaya putih dengan ikatan merah di lehernya.
Kepulauan Kei dianugerahi terumbu karang yang produktif dan berlimpah, dikelilingi laut yang dalam. Seperti kebanyakan masyarakat Maluku, mata pencaharian orang Kei merupakan suatu kombinasi dari kegiatan bercocok-tanam, berburu, dan menangkap ikan di perairan sekitar pantai.
menamakan tempat mereka dengan Maluku Tenggara. Kepulauan Kei terdiri atas sejumlah pulau antara lain Pulau Kei Besar, Pulau Kei Kecil, Tanimbar Kei, Kei Dulah, Dulah Laut, Pulau Kuur, tradisional, cerita rakyat dan permainan tradisional. Tarian tradisional antara lain tarian perang (s osoy temar-rubil), tarian kipas (s osoy kibas), tari
Bangsa jin tersebut dipimpin oleh ratu jin yang bernama Dewi Anjani. Dewi Rinjani bersemayam di puncak Gunung Rinjani. Konon, istana ratu jin terdapat kaldera lautan debu yang dinamakan Segara Muncar yang terletak di tenggara gunung. Pada saat-saat tertentu, istana tersebut dapat terlihat secara kasat mata. Jin pengikut merupakan jin baik.
Masyarakat adat Nufiit Roah dan Lai Ren Tel di Pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, mempunyai tradisi berburu Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) atau tabob dengan aturan yang ketat, sakral dan dibatasi jumlah tangkapannya. Sayangnya masyarakat setempat tidak lagi mematuhi tradisi. Tabob ditangkap dan dikonsumsi dagingnya tanpa batas dan aturan, sehingga terancam punah. Padahal tabob
Hawear (sasi) merupakan budaya yang tumbuh dan berlaku dalam kehidupan masyarakat kepulauan Kei secara turun temurun. Dokumen tertulis, cerita rakyat, maupun yang lain merupakan prasarana untuk melestarikan budaya, salah satunya Hawear. Di daerah Maluku Tenggara Barat, tepatnya kepulauan Tanimbar, upacara Fangnea Kidabela masih dilakukanmasyarakat kepulauan Kei Maluku Tenggara, yang tidak tergantung pada otoritas negara, Ia hanya berlaku untuk masyarakat adat, baik yang ada di yakni cerita rakyat yang dianggap sakral oleh orang Kei dan diyakini benar-benar terjadi pada waktu lampau memiliki bentuk, makna-fungsi dan pemertahanan yang dituturkan secara unik dan spesifik
Kepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara, tempat pertemuan Tim Inti Organiser dan Fasilitator Jaringan Baileo Maluku, 1996. Sampul belakang (dari atas ke bawah): (1) Seorang ibu muda mengemis di satu kuil tua di Kota Cerita rakyat ini menjadi salah satu cerita yang paling sering dikutip dalam banyak acara pelatihan pengorganisasian rakyat oleh
.